Luangkan waktumu untuk bahasa islam..!!
Setelah kemarin ane jelaskan sedikit tentang masih banyaknya orang islam yang kurang menguasai bahasa arab disini , sekarang ane mau melanjutkan artikel sebelumnya kepada agan sekalian
Hukum Orang yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Hukum Orang yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Asy-Syafi’iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan
sanadnya sampai kepada Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau
berkata: “Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy-syafi’iy berkata:
“Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah melalui jual
beli (berdagang) dengan nama tu’jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya
para pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan
penamaan yang Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab.
Sedangkan “samasiroh” adalah penamaan dengan bahasa ‘ajam (selain
arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang mengerti bahasa arab
menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah orang
tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent)
dengan bahasa ‘ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang
telah dipilih oleh Allah, sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang
dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa penutup
para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena
itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa
Arab mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling
pantas dicintai tanpa harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa
yang lain. Imam Syafi’iy membenci orang yang mampu berbahasa Arab namun
dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa Arab namun mencampurinya
dengan bahasa ‘ajam.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Abu Bakar bin ‘Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: “Dari
Umar bin Khattab, beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa
Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang menipu kecuali berkurang
kehormatannya. Dan Atho’ (seorang tabi’in) berkata: Janganlah kamu
belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja
mereka karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada
mereka, (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad
berkata: “Tanda keimanan pada orang ‘ajam (non arab) adalah cintanya
terhadap bahasa arab.” Dan adapun membiasakan berkomunikasi dengan
bahasa selain Arab, yang mana bahasa Arab merupakan syi’ar Islam dan
bahasa Al-Qur’an, sehingga bahasa selain arab menjadi kebiasaan bagi
penduduk suatu daerah, keluarga, seseorang dengan sahabatnya, para
pedagang atau para pejabat atau bagi para karyawan atau para ahli
fikih, maka tidak disangsikan lagi hal ini dibenci. Karena sesungguhnya
hal itu termasuk tasyabuh (menyerupai) dengan orang ‘ajam dan itu
hukumnya makruh.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Khurasan, yang penduduk kedua kota tersebut berbahasa Persia serta
menduduki Maghrib, yang penduduknya berbahasa Barbar, maka kaum
muslimin membiasakan penduduk kota tersebut untuk berbahasa Arab,
hingga seluruh penduduk kota tersebut berbahasa Arab, baik muslimnya
maupun kafirnya. Demikianlah Khurasan dahulu kala. Namun kemudian
mereka menyepelekan bahasa Arab, dan mereka kembali membiasakan bahasa
Persia sehingga akhirnya menjadi bahasa mereka. Dan mayoritas mereka
pun menjauhi bahasa Arab. Tidak disangsikan lagi bahwa hal ini adalah
makruh. (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Pengaruh Bahasa Arab Dalam Kehidupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Merupakan metode yang
baik adalah membiasakan berkomunikasi dengan bahasa Arab hingga anak
kecil sekalipun dilatih berbahasa Arab di rumah dan di kantor, hingga
nampaklah syi’ar Islam dan kaum muslimin. Hal ini mempermudah kaum
muslimin urituk memahami makna Al-Kitab dan As-Sunnah serta perkataan
para salafush shalih. Lain halnya dengan orang yang terbiasa berbicara
dengan satu bahasa lalu ingin pindah ke bahasa lain maka hal itu sangat
sulit baginya. Dan ketahuilah…!!! membiasakan berbahasa Arab sangat
berpengaruh terhadap akal, akhlak dan agama. Juga sangat berpengaruh
dalam usaha mencontoh mereka dan memberi dampak positif terhadap akal,
agama dan tingkah laku.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan,
akhlak, agama. Orang yang pandai bahasa Arab cenderung senang membaca
kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab dan tentu senang juga
membaca dan menghafal Al-Qur’an serta hadits-hadits Rasulullah.
Sehingga hal ini bisa memperbagus akhlak dan agamanya. Berbeda dengan
orang yang pandai berbahasa Inggris (namun tanpa dibekali dengan ilmu
agama yang baik), dia cenderung senang membaca buku berbahasa Inggris
yang jelas kebanyakannya merupakan karya orang kafir. Sehingga mulailah
ia mempelajari kehidupan orang kafir sedikit demi sedikit. Mau tidak
mau iapun harus mempelajari cara pengucapan dan percakapan yang benar
melalui mereka, agar dia bisa memperbagus bahasa Inggrisnya. Bisa jadi
akhirnya ia pun senang mempelajari dan menghafal lagu-lagu berbahasa
Inggris (yang kebanyakan isinya berisi maksiat) dan tanpa sadar diapun
mengidolakan artis atau tokoh barat serta senang mengikuti gaya-gaya
mereka. Akhlaknya pun mulai meniru akhlak orang barat (orang kafir),
dan mengagungkan orang kafir serta takjub pada kehebatan mereka.
Akhirnya, diapun terjatuh dalam tasyabbuh (meniru-niru) terhadap orang
kafir, menganggap kaum muslimin terbelakang dan ujung-ujungnya dia
lalai dari mempelajari Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah.
Hukum Mempelajari Bahasa Arab
Syaikhul Islam Berkata: “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu
sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena
memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa
difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan
kaidah:
مَا لاَ يَتِمٌّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”
Namun disana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada
yang wajib kifayah. Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan
oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata:
Umar bin Khattab menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya)
“…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan I’roblah Al-Qur’an
karena Al-Qur’an itu berbahasa Arab.”
Dan pada riwayat lain, Beliau (Umar bin Khattab) berkata:
“Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama
kalian, dan belajarlah faroidh (ilmu waris) karena sesungguhnya ia
termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Penutup
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an,
seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman
yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab.
Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah
dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.
Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri
kita, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal
mayoritas penduduk negeri kita adalah beragama Islam, sehingga keadaan
kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Alloh Ta’ala dan
Rasul-Nya.
Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai
andil dan peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan
masyarakat akan pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan
yang dimiliki, semoga Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan
mereka kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan
melainkan dengan pertolongan Alloh Ta’ala. Segala puji hanyalah bagi
Alloh Tuhan semesta alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar